Minggu, 31 Agustus 2014

Pengerjaan Hitung Bilangan Bulat

Pengerjaan hitung bilangan bulat. Bilangan bulat terdiri dari bilangan cacah (0, 1, 2, 3, ...) dan negatifnya (-1, -2, -3, ...; -0 adalah sama dengan 0 sehingga tidak lagi dimasukkan secara terpisah). Bilangan bulat dapat dituliskan tanpa komponen desimal atau pecahan. Lambang bilangan bulat: . . . , –3, –2, –1, 0, 1, 2, 3, . Letak bilangan bulat pada garis bilangan: Bilangan bulat yang berada di sebelah kiri nol bernilai negatif. Bilangan bulat yang berada di sebelah kanan nol bernilai positif. 4 dibaca positif empat atau dibaca empat –3 dibaca negatif tiga

Penjumlahan dan Pengurangan
Untuk lebih memahami  penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat kita menggunakan garis bilangan. Perhatikan contoh betikut
Perhatikan percakapan di atas. Berapa uang kembalian Ilham?
Catatan uang Ilham = –3.000 rupiah. Uang Ilham yang diberikan = 10.000 rupiah. Uang kembalian = –3.000 + 10.000 rupiah. Diperoleh, –3.000 + 10.000 = 7.000. Jadi, uang kembaliannya Rp7.000,00.
Jika kedua bilangan bertanda sama maka dijumlahkan dan tandanya tetap. Contoh : 8 + 15 = 23 –8 + (–15) = –23 Jika kedua bilangan berbeda tanda maka dicari selisihnya dan tandanya sama dengan bilangan yang lebih besar. Conyoh :15 > 8, sehingga: –8 + 15 = 15 – 8 (15 bernilai positif) = 7, 8 + (–15) = 8 – 15 (15 bernilai negatif) = – 7
Contoh Soal :
1. 48 + (–25) = 48 > 25, 48 bernilai positif maka hasil positif  = 23
2. –98 + 25 = 98 > 25, 98 bernilai negatif maka hasil negatif = -75
3. 51 + 198 = kedua bilangan bertanda sama positif, tinggal dijumlahkan = 249
4. –51 + (–31) = kedua bilangan bertanda sama negatif, tingal dijumlahkan =-82
5. –52 + (–48) = kedua bilangan bertanda sama negatif, tingal dijumlahkan =-100
6. –129 + 250 = 129 < 250, 250 bertanda positif maka hasil positif = 121
7. –239 + (–153) = kedua bilangan bertanda sama negatif, tingal dijumlahkan =-392
8. 840 + (–211) = 840 > 211, 840 bertanda positif, maka hasil positif = 629
9. 2.185 + 1.348 = kedua bilangan bertanda sama positif, tinggal dijumlahkan = 3.533
10. –838 + 2.712 = 838 < 2.712, 2.712 bertanda positif, maka hasil positif= 1.874

Mengurangkan bilangan bulat
Masih ingat cerita di atas ? Uang Ilham mula-mula = 15.000 rupiah Harga kaus = 18.000 rupiah Uang Ilham sekarang = 15.000 – 18.000 = 15.000 + (–18.000) = –3.000 rupiah. Uang Ilham –3.000 rupiah artinya Ilham masih berhutang 3.000 rupiah.
Kalau ada pengurangan, ubahlah dahulu menjadi bentuk penjumlahan kemudian jumlahkan dengan lawannya.
Contoh Soal
1. 85 – 100 = 85 + )-100) = -15
2. 165 – 272 = 165 + (-272) = -107
3. –82 – 153 = -82 + (-153) = -245
4. 617 – (–350) = 617 + 350 = 960
5. –361 – (–824) = -361+ 824 = 463 
6. –815 – (–815) = -815 + 815 = 0

Penjumlahan dan pengurangan
Masih ingat kejadian-kejadian yang dialami Ilham? Bagaimana cara menghitung sisa uang Ilham? Perhitungan uang Ilham selengkapnya sebagai berikut.
15.000 – 18.000 + 10.000
= 15.000 + (–18.000) + 10.000
= –3.000 + 10.000
= 7.000
Sisa uang Ilham Rp7.000,00.

Contoh Soal
1. 400 – 218 + 354 = 400  + (-218) + 354 = 182 + 354 = 536
2. 282 + 325 – 419 = 517 + (- 419) = 98
3. 847 – 628 + (–224) = 847 + (-628) +(-224) = 219 +(-224) = -5
4. 843 – 895 + 351 = 843 + (-895) + 351 = -52 + 351 = 299
5. 251 + 155 + (–545) = 406 +(-545) = -139
6. –815 – (–533) – 273 = -815 + 533 - 273 = -282 + (-273) = -555
7. –327 – 451 + 837 = -327 + (-451) + 837 = -778 + 837 = 59
8. 945 – 4.205 + 2.420 = 945 + (-4.205) + 2.420 = -3.260 + 2.420 = -840
9. 2.587 + 835 – 5.221 = 3.422 + (-5.221) = -1.789
10. –835 – 5.411 + 2.264 = -835 + (-5.411) + 2.264 = -6.246 + 2.264 = -3.982

Perkalian dan Pembagian
Hasil perkalian dua bilangan berbeda tanda adalah bilangan negatif. Hasil perkalian dua bilangan bertanda sama adalah bilangan positif.
  • (+) × (+) = (+)
  • (–) × (+) = (–)
  • (+) × (–) = (–)
  • (–) × (–) = (+)
Contoh :
5 × 6 = 30 dan –5 × 6 = -30

Membagi bilangan bulat
Pembagian merupakan kebalikan dari perkalian. Membagi bilangan bulat sama mudahnya dengan membagi bilangan cacah. Hanya saja perlu diperhatikan tanda negatif atau positif bilangan yang dikerjakan.
Perhatikan.
1. 2 × 3 = 6 maka 6 : 3 = 2
2. –2 × 5 = –10 maka –10 : 5 = –2
3. 3 × (–6) = –18 maka –18 : (–6) = 3
4. –4 × (–5) = 20 maka 20 : (–5) = –4
Pembagian dua bilangan bulat yang tandanya sama hasilnya berupa bilangan positif. Pembagian dua bilangan bulat yang tandanya berlainan hasilnya berupa bilangan negatif.
  • (+) : (+) = (+)
  • (+) : (–) = (–)
  • (–) : (+) = (–)
  • (–) : (–) = (+)
Soal Latihan :
1. 108 : 12 = 9  (+) : (+) = (+)
2. 156 : (–13) = -12 (+) : (–) = (–)
3. –210 : 15 = -14 (–) : (+) = (–)
4. –288 : (–18) = 16 (–) : (–) = (+)
5. –399 : (–21) = 19 (–) : (–) = (+)

Uji Kemampuan :
1. Made membeli 12 buku tulis. Harga satu buku tulis Rp1.250,00. Bantulah Made menghitung harga seluruh buku tulis.
Jawab :
Harga seluruh buku = 12 x Rp1.250 = Rp15.000,00
2. Di gudang Pak Jaya tersimpan 6.800 kilogram beras. Beras tersebut akan dikirim kepada 8 pengecer. Setiap pengecer menerima beras sama banyak. Bantulah Pak Jaya menentukan banyak beras yang harus dikirim kepada setiap pengecer.
Jawab :
Setiap pengecer menerima = 6.800 : 8 = 850 kg beras.
3. Pada bulan dana PMI seluruh siswa di sekolahku diminta sumbangan Rp500,00. Sekolahku terdiri atas 6
kelas dan tiap kelas ada 42 siswa. Bantulah panitia bulan dana PMI menghitung uang yang diperoleh dari sekolahku.
Uang yang diperoleh =Rp500 x 6 x 42 = 3.000 x 42 = Rp126.000,00
4. Dalam rangka HUT Kemerdekaan RI diadakan lomba gerak jalan antarsekolah dasar. Ada 15 sekolah yang mengirimkan regu gerak jalan. Tiap regu terdiri atas 12 anak. Panitia menyediakan 45 bungkus permen untuk dibagikan. Setiap bungkus berisi 40 permen. Bantulah panitia menentukan jumlah permen yang harus diberikan kepada tiap peserta.
Jawab :
Jumlah permen = (45 x 40) : (15 x 12) = 1.800 : 180 = 10

Sabtu, 30 Agustus 2014

Sifat Pengerjaan Hitung

Salah satu materi matematika untuk kelas V Sekolah Dasar adalah Sifat-sifat pengerjaan hitung bilangan bulat. Sifat-sifat pengerjaan hitung pada bilangan bulat yang akan dipelajari sifat komutatif, asosiatif, dan distributif. Mungkin kamu pernah menggunakan sifat-sifat tersebut, tetapi belum tahu nama sifat-sifatnya.

1. Sifat Komutatif (Pertukaran)
a.Sifat komutatif pada penjumlahan
Andi mempunyai 5 kelereng berwarna merah dan 3
kelereng berwarna hitam. Budi mempunyai 3 kelereng berwarna merah dan 5 kelereng berwarna hitam. Samakah jumlah kelereng yang dimiliki Andi dan Budi?
Perhatikan gambar.
Ternyata jumlah kelereng Andi sama dengan jumlah kelereng Budi.
Jadi, 5 + 3 = 3 + 5.
Cara penjumlahan seperti ini menggunakan sifat komutatif.
Secara umum, sifat komutatif pada penjumlahan dapat ditulis sebagai berikut.
a + b = b + a, dengan a dan b sembarang bilangan bulat.
b. Sifat komutatif pada perkalian
Jumlah kelereng Andi dan Budi sama, yaitu 8 butir. Kelereng Andi dimasukkan ke empat kantong plastik. Setiap kantong berisi 2 butir.
Kelereng Budi dimasukkan ke dua kantong plastik. Setiap kantong berisi 4 butir.
Kelereng Andi dan Budi dapat ditulis sebagai berikut. Kelereng Andi = 2 + 2 + 2 + 2
= 4 × 2 = 8
Kelereng Budi = 4 + 4
= 2 × 4 = 8
Jadi, 4 × 2 = 2 × 4.
Cara perkalian seperti ini menggunakan sifat komutatif pada perkalian.
Secara umum, sifat komutatif pada perkalian dapat ditulis: a × b = b × a , dengan a dan b sembarang bilangan bulat.
Soal Latihan
Gunakan sifat komutatif pada penjumlahan dan perkalian.
1. –10 + 2 = ___ + ___
2. 29 + (–11) = ___ + ___
3. –20 + 50 = ___ + ___
4. 24 + (–40) = ___ + ___
5. –15 + (–25) = ___ + ___
6. 10 × 6 = ___ + ___
7. –5 × 9 = ___ + ___
8. 15 × (–3) = ___ + ___
9. –50 × 2 = ___ + ___
10. –30 × (–3) = ___ + ___

2. Sifat Asosiatif (Pengelompokan)
a. Sifat asosiatif pada penjumlahan
Andi mempunyai 2 kotak berisi kelereng. Kotak I berisi 3 kelereng merah dan 2 kelereng hitam. Kotak II berisi 4 kelereng putih. Budi juga mempunyai 2 kotak berisi kelereng. Kotak I berisi 3 kelereng merah. Kotak II berisi 2 kelereng hitam dan 4 kelereng putih. Samakah jumlah kelereng yang dimiliki Andi dan Budi?
Perhatikan gambar.
Ternyata jumlah kelereng yang dimiliki Andi sama dengan jumlah kelereng yang dimiliki Budi.
Jadi, (3 + 2) + 4 = 3 + (2 + 4).
Cara penjumlahan seperti ini menggunakan sifat asosiatif pada penjumlahan.
Secara umum, sifat asosiatif pada penjumlahan dapat ditulis: (a + b) + c = a + (b + c), dengan a, b, dan c sembarang bilangan bulat.
Soal Latihan
Gunakan sifat asosiatif pada penjumlahan
1. (2 + (–1)) + 3 = 2 + (–1 + 3) = 2 + 2 = 4
2. (1 + 2) + (–5) = 1 + (2 + (-5)) = 1 +(- 3) = -2
3. (–2 + 3) + 4 = –2 + (3+ 4) =-2 + 7 = 5
4. (5 + (–1)) + (–4) = 5 + (–1 + (–4)) = 5 x (-5) = -25
5. (–6 + 2) + (–10) = –6 + (2 + (-10) ) = -6 +(-8) = -14
6. (20 + (–1)) + 3 = 20 + (–1 + 3) = 20 +(-2) = 18
7. (–5 + 25) + 4 = –5 + (25 + 4) = -5 + 29 = 24
8. (30+ (–3)) + 6 = 30 + ((-3)+ 6) = 30 + 3 = 33
9. (39 + (-5)) + (–10) = 39 + (–5 + (–10)) = 39 + (-15) = 24
10. (–45 + 4) + 7 = –45 + (4 + 7) = -45 + 11 = 34

b. Sifat asosiatif pada perkalian
Andi mempunyai 2 kotak mainan. Setiap kotak diisi 3 bungkus kelereng. Setiap bungkus berisi 4 butir kelereng. Berapa jumlah kelereng Andi?
Ada dua cara yang dapat digunakan untuk menghitung jumlah kelereng Andi.
Cara pertama menghitung banyak bungkus. Kemudian, hasilnya dikalikan banyak kelereng tiap bungkus.
Banyak bungkus × banyak kelereng tiap bungkus
= (3 bungkus + 3 bungkus) × 4 butir
= (3 + 3) × 4
= (2 × 3) × 4 = 24 butir
Cara kedua menghitung banyak kelereng setiap kotaknya dahulu kemudian hasilnya dikalikan banyak kotak.
Banyak kotak × banyak kelereng
= 2 × (4 + 4 + 4)
= 2 × (3 × 4) = 24 butir
Perhitungan cara I: (2 × 3) × 4. Perhitungan cara II: 2 × (3 × 4).
Hasil perhitungan dengan kedua cara adalah sama. Jadi, (2 × 3) × 4 = 2 × (3 × 4).
Cara perkalian seperti ini menggunakan sifat asosiatif pada perkalian.
Secara umum, sifat asosiatif pada perkalian dapat ditulis: (a × b) × c = a × (b × c), dengan a, b, dan c bilangan bulat.
Soal Latihan
Gunakan sifat asosiatif pada penjumlahan dan perkalian.
1. (50 + (–5)) + (–3) = 50 + (–5 + -3 ) = 50 + (-8) = 42
2. (65 + (–60) + (-3) = 65 + (–60 + (–3)) = 65 +-(63) = 2
3. (55 + (–30)) + 6 = 55 + ((-30) + 6) = 55 + (-24) = 31
4. (–39 + 32) + (-4) = -39 + (32 + (–4)) =-39 + 28 = -11
5. (45 + 27) + (–9) = 45 + (27 + (-9)) = 45 + 18 = 81
6. (2 × 6) × 4 = 2 × (6 × 4) = 2 x 24 = 48
7. (–3 × 2) × 5 = -3 × (2 × 5) =-3 x 10 = -30
8. (4 × (–5)) × 2 = 4 × ((-5) × 2) = 4 x (-10) = -40
9. (–3 × (–2)) × 6 = -3 × ((-2) × 6) = -3 x (-12) = 36
10. (5 × (–4)) × (–3) = 5 × ((-4) × (-3))= 5 x 12 = 60

3. Sifat Distributif (Penyebaran)
Perhatikan contoh berikut
a. (3 × 4) + (3 × 6) = 3 × (4 + 6) Angka pengali disatukan 3 × 4 dan 3 × 6 mempunyai angka pengali yang sama, yaitu 3 yang menggunakan sifat distributif.

Benarkah bahwa (5 × 13) – (5 × 3) = 5 × (13 – 3)?
Penghitungan dilakukan dengan cara menjumlah kedua angka yang dikalikan (4 + 6). Kemudian hasilnya dikalikan dengan angka pengali (3). 3 × (4 + 6) = 3 × 10 = 30. Mengapa cara ini digunakan. Karena menghitung 3 × (4 + 6) = 3 × 10 lebih mudah daripada menghitung (3 × 4) + (3 × 6). (5 × 13) – (5 × 3) mempunyai angka pengali yang sama, yaitu 5. Angka pengali disatukan menjadi 5 × (13 – 3). Diperoleh: (5 × 13) – (5 × 3) = 5 × (13 – 3) Contoh di atas merupakan pengurangan dengan sifat distributif.

b.15 × (10 + 2) = (15 × 10) + (15 × 2),Angka pengali dipisahkan 15 × (10 + 2) mempunyai angka pengali 15. Penghitungan dilakukan dengan cara kedua angka yang dijumlah (10 dan 2) masing-masing dikalikan dengan angka pengali (15), kemudian hasilnya dijumlahkan.
15 × (10 + 2) = (15 × 10) + (15 × 2)
= 150 + 30
= 180
Cara ini juga untuk mempermudah penghitungan karena menghitung (15 × 10) + (15 × 2) = 150 + 30 lebih mudah daripada menghitung 15 × (10 + 2 = 15 × 12. Cara penghitungan seperti di atas menggunakan sifat distributif pada penjumlahan dan pengurangan. 
Secara umum, sifat distributif pada penjumlahan dan pengurangan dapat ditulis:a × (b + c) = (a × b) + (a × c), a × (b – c) = (a × b) – (a × c) dengan a, b, dan c bilangan bulat
Soal Latihan
Gunakan sifat distributif pada penjumlahan dan pengurangan.
1. (3 × 63) + (3 × 17) = 3 × (63 + 17) = 3 x 80 = 240
2. (–5 × 21) + (–5 × 19) = -5 × (21 + 19) =-5 x 40 =-200
3. (–4 × 46) + (–4 × 14) = -4 × (46 + 14) = -4 x 60 = -240
4. 5 × (20 + 12) = (5 × 20) + (5 × 12) = 10 + 60 = 160

4. Menggunakan Sifat Komutatif, Asosiatif, dan Distributif
Sifat komutatif, asosiatif, dan distributif dapat digunakan untuk memudahkan perhitungan.
Perhatikan contoh berikut.
1. Menghitung 5 × 3 × 6
Cara 1:
  • 5 × 3 × 6 = 5 × 6 × 3 (Menggunakan sifat komutatif, yaitu menukar letak angka 3 dengan 6.)
  • = (5 × 6) × 3 (Menggunakan sifat asosiatif, yaitu mengalikan 5 dengan 6 terlebih dahulu agar mudah menghitungnya.
  • = 30 × 3
  • = 90
Menggunakan sifat komutatif, yaitu menukar letak angka 3 dengan 6.
Menggunakan sifat asosiatif, yaitu mengalikan 5 dengan 6 terlebih dahulu agar mudah menghitungnya.
Cara 2:
  • 5 × 3 × 6 = 3 × 5 × 6 (Menggunakan sifat asosiatif, yaitu mengalikan 5 dengan 6 terlebih dahulu agar mudah menghitungnya. Menggunakan sifat komutatif, yaitu menukar letak angka 3 dengan 5)
  • = 3 × (5 × 6) (Menggunakan sifat asosiatif, yaitu mengalikan 5 dengan 6 terlebih dahulu agar mudah menghitungnya)
  • = 3 × 30
  • = 90
2.Menghitung 8 × 45
Menggunakan sifat komutatif, yaitu menukar letak angka 3 dengan 5.
Menggunakan sifat asosiatif, yaitu mengalikan 5 dengan 6 terlebih dahulu agar mudah menghitungnya.
Cara 1: menggunakan sifat distributif pada penjumlahan
8 × 45 = 8 × (40 + 5)
= (8 × 40) + (8 × 5)
= 320 + 40
= 360
Cara 2: menggunakan sifat distributif pada pengurangan
8 × 45 = 8 × (50 – 5)
= (8 × 50) – (8 × 5)
= 400 – 40
= 360

Soal Latihan :
Manfaatkan sifat komutatif, asosiatif, dan distributif
1. 4 × 15 × 6 = 4 x (15 x 6) = 4 x 90 = 360
2. 29 × 10 × 31 = (29 x 10) x 31 = 290 x 31 = 8.990
3. 54 × 12 × 5 = 54 x (12 x 5) = 54 x 60 = 3.240
4. 125 × 9 × 16 = (125 x 9) x 16 = 1.125 x 16 = 18.000
5. 12 × 44 =(10 + 2) x 44 = (10 x 44) + (2  x 44) = 440 + 88 = 528
6. 9 × 57 = 9 x (50 + 7) = (9 x 50) + (9 x 7) = 450 + 63 = 513
7. 15 × 44 = 15 x (40 + 4) = (15 x 40) + (15 x 4) = 600 + 60 = 660
8. 11 × 38 = 11 x (30 + 8) = (11 x 30) + (11 x 8) = 330 + 88 = 418
9. 25 × 79 = 25 x (70 + 9) = (25 x 70) + (5 x 9) = 1.750 + 45 = 1.795
10. 30 × 93 = 30 x (90 + 3) = (30 x 90) + (90 x 3) = 2.700 + 270 = 2.970

Mengubah Pecahan Desimal

Sistem desimal mulai diperkenalkan pada zaman Renaissance. Pada tahun 1492, Francesco Pellos (1450–1500) menerbitkan karyanya yang berjudul Compendio de lo abaco. Ia menggunakan tanda titik untuk menandai pecahan dengan penyebut sepuluh (desimal). Pecahan desimal adalah salah satu bentuk lain dari suatu pecahan. Ciri khas dari pecahan desimal adalah tanda koma ( , ) Penyebut dari pecahan desimal adalah 10 atau kelipatan 10 (100, 1000, 10000, dan seterusnya). Satu angka dibelakang koma berarti penyebutnya 10. Contoh: 0,6 = enam per sepuluh. Dua angka dibelakang koma berarti penyebutnya 100. Contoh: 2,03 = dua, tiga per seratus. Perhatikan pecahan desimal berikut.
3,78 =3 (satuan) + 7 persepuluhan + 8 perseartusan.

Mengubah desimal ke persen dan sebaliknya
Langkah-langkah mengubah pecahan desimal ke bentuk persen adalah sebagai berikut.
  • Ubahlah desimal ke bentuk pecahan berpenyebut 100.
  • Dari bentuk pecahan diubah ke bentuk persen.
Contoh 1   0,75 =75= 75%
100
Contoh 2   0,135 =135=13,5= 13,5 %
1000 100
Langkah-langkah mengubah bentuk persen ke bentuk desimal sebagai berikut.
  • Ubahlah persen ke bentuk pecahan berpenyebut 100.
  • Pecahan ini diubah ke bentuk desimal.
Contoh 1   24% =24= 0,24
100
Contoh 1   76% =76= 0, 76
100
Perhatikan pembilang pada pecahan berpenyebut 100 tersebut. Dalam membuat ke bentuk desimal, koma bergeser ke kiri dua langkah.
Mengubah pecahan biasa ke desimal dan sebaliknya
Langkah-langkah mengubah pecahan ke desimal.
  • Ubahlah pecahan biasa ke bentuk pecahan berpenyebut 10, 100, 1.000, dan seterusnya.
  • Pecahan yang diperoleh diubah ke bentuk desimal.
Contoh 1 :1313 x 452= 0.52 
2525 x 4 100 
Contoh 2 :6363 x 8504= 0.504 
125125 x 8 1.000 
Perhatikan pembilang pada pecahan berpenyebut 1.000 tersebut. Dalam membuat ke bentuk desimal, koma bergeser ke kiri tiga langkah.
Langkah-langkah mengubah desimal ke pecahan caranya sebagai berikut.
  • Ubahlah bentuk desimal ke bentuk pecahan berpenyebut 10, 100, 1.000, dan seterusnya.
  • Sederhanakan bentuk pecahan yang diperoleh tersebut.
Contoh 1 : 0, 8 = 88 : 24
1010 : 2 
Contoh 2 : 0,24 = 2424: 46
100100 : 4 25 
Soal Latihan :
Mengubah Pecahan Biasa ke Pecahan Persen dan Desimal
  No.      Pecahan    
                 Bentuk Persen                
                Bentuk Desimal                   
1.
2
5
2=2 x 20=40= 40%
55 x 20100
22 x 2040= 0.4 
55 x 20 100 
2.
4
25
4=4 x 4=16= 16%
2525 x 4100
44 x 416= 0.16 
2525 x 4 100 
3.
13
20
13=13 x 5=65= 65%
2020 x 5100
1333 x 565= 0.65 
2020 x 5 100 
4.
27
40
27=27 x 25=675= 67,5%
4040 x 251.000
2727 x 25675= 0.675 
4040 x 25 1.000 
5.
17
50
17=17 x 2=34= 34%
5050 x 2100
1717 x 234= 0.34 
5050 x 2 50 
Mengubah Pecahan Desimal ke Pecahan Persen dan Biasa
   No.      Pecahan   
                 Bentuk Persen                
                       Bentuk Biasa                
1.
0,65
0,75 =65= 65%
100
0,65 = 6565 : 5=13
100100 : 5 20
2.
0,46
0,46 =46= 46%
100
0,46 = 4646 : 2=23
100100 : 2 50
3.
0,125
0,125 =125= 12,5%
1.000
0,125 = 125125 : 125=1
1.0001.000 : 125 8
4.
0,76
0,76 =76= 76%
100
0,76 = 7676 : 2=38
100100 : 2 50
5.
0,625
0,625 =625= 62,5%
1.000
0,625 = 625625 : 125=5
1.0001.000 : 125 8
Mengubah Pecahan Persen ke Bentuk Desimal dan Biasa
  No.       Pecahan   
                  Bentuk Desimal             
                     Bentuk Biasa                  
1.
25% 
25% =25= 0,25
100
25% = 2525 : 5=5
100100 : 5 20
2.
70%
70% =70= 0,70
100
70% = 7070 : 10=7
100100 : 10 10
3.
48%
48% =48= 0,48
100
48% = 4848 : 4=12
100100 : 4 25
4.
12,5%
12,5% =125= 0,125
1.000
12,5% = 125125 : 125=1
1.0001.000 : 125 8
5.
87,5
87.5% =875= 0,875
1.000
87,5% = 875875 : 125=7
1.0001.000 : 125 8

Jumat, 29 Agustus 2014

Menaksir Hasil Kali dan Hasil Bagi

Cara menaksir hasil kali atau hasil bagi dua bilangan yaitu dengan membulatkan kedua bilangan kemudian hasil pembulatan dari kedua bilangan tersebut dikali atau dibagi. Untuk pembulatan ke angka puluhan terdekat, jika angka satuannya kurang dari 5, angka tersebut tidak dihitung atau dihilangkan. Sedangkan jika angka satuannya lebih dari atau sama dengan 5, angka tersebut dibulatkan ke atas menjadi puluhan. Untuk pembulatan ke angka ratusan terdekat, jika angka puluhannya kurang dari 50, angka puluhan dan satuan dihilangkan. Sedangkan, jika angka puluhannya lebih dari atau sama dengan 50, angka puluhan tersebut dibulatkan ke atas menjadi ratusan. Aturan pembulatan tersebut juga berlaku untuk pembulatan ke angka ribuan terdekat, puluh ribuan terdekat, dan seterusnya.

Lambang taksiran yaitu ≈. Misalnya 21 × 29 ≈ 20 × 30 = 600. Dibaca dua puluh satu kali dua puluh
sembilan kira-kira enam ratus.

Contoh soal
Banyak kelompok yang ikut gerak jalan 18 tim. Setiap tim beranggotakan 21 anak. Berapa kira-kira jumlah
anak yang ikut gerak jalan?
Pembahasan
Banyak tim = 18 dibulatkan menjadi→ 20.
Angka 8 lebih dari 5. Angka 8 dibulatkan ke 10. Jadi, angka 18 dibulatkan ke puluhan terdekat menjadi 20.
Banyaknya anggota setiap tim = 21 dibulatkan menjadi → 20.
Angka 1 kurang dari 5. Angka 1 dibulatkan ke 0. Jadi, angka 21 dibulatkan ke puluhan terdekat menjadi 20.
Taksiran jumlah siswa = 20 × 20 = 400.
Jadi, jumlah anak yang ikut gerak jalan kira-kira ada 400.

Apabila hasil perkaliannya dibulatkan, diperoleh hasil berikut.
18 × 21 = 378 (hasil sebenarnya)
Pembulatan ke puluhan terdekat:
378 → 370 + 10 = 380, 378 dibulatkan ke puluhan terdekat menjadi 380. Jadi, 18 × 21 ≈ 380.
Angka 8 lebih dari 5. Angka 8 dibulatkan menjadi 10.
Pembulatan ke ratusan terdekat:
378→ 300 + 100 = 400, 378 dibulatkan ke ratusan terdekat menjadi 400. Jadi, 18 × 21 ≈ 400.
Angka 78 lebih dari 50. Angka 78 dibulatkan menjadi 100.
Apabila panitia menyediakan minuman sebanyak 576 botol untuk peserta gerak jalan, kira-kira berapa botol
minuman yang didapatkan setiap tim?

Pembahasan
Banyak minuman yang didapatkan setiap tim: 576 : 18
576→ 500 + 100 = 600
18 → 10 + 10 = 20
Diperoleh 600 : 20 = 30.
Jadi, banyak minuman yang didapatkan setiap tim kira-kira 30 botol.

Tentukan hasil perkalian atau pembagian soal-soal berikut. Hasilnya bulatkan ke puluhan dan ke ratusan terdekat. Setelah itu taksirlah hasil perkalian atau pembagiannya.
No.Hasil SebenarnyaPembulatan ke Puluhan TerdekatPembulatan ke ratusan terdekat
1.439 × 78 = 34.242 ≈ 34.240≈ 34.200
2.889 × 23 = 6.647≈ 6.650≈ 6.700
3.832 × 58 = 48.256≈ 48.250≈ 48.300
4.826 × 678 = 560.028≈ 560.030≈ 560.000
5.872 × 926 = 807.472≈ 807.470≈ 807.500
6.589 : 19 = 31≈ 30 ≈ 0 
7.418 : 38 = 11≈ 10≈ 0
8.4.134 : 53 = 78≈ 80≈ 100
9.31.785 : 39 = 815≈ 820≈ 800
10.28.413 : 41 = 693≈ 690≈ 700
Pak Udin ingin memperbaiki rumahnya. Gunakan taksiran untuk membantu Pak Udin.
  • Panjang dan lebar rumah Pak Udin 13 meter dan 8 meter. Kira-kira berapa m² luas rumah Pak Udin?Pembahasan : Luas rumah Pak Udin kira-kira adalah 10 x 10 ≈ 100 m²
  • Satu kardus keramik dapat digunakan untuk menutup lantai seluas 2 m². Kira-kira berapa kardus keramik yang dibutuhkan Pak Udin untuk menutup lantai rumahnya? Pembahasan Keramik yang dibutuhkan kira-kira = 100 m² : 2 ≈ 50 dus
  • Harga satu kardus keramik Rp35.500,00. Apabila Pak Udin mempunyai uang dua juta rupiah, kira-kira cukupkah uang tersebut untuk membeli keramik yang dibutuhkannya? Pembahasan Cukup, Rp.36.500 x 50 dus ≈ Rp,1.775.000.
  • Dinding rumah Pak Udin yang akan dicat ulang luasnya 42 m². Satu kilogram cat dapat digunakan untuk mengecat dinding seluas 12 m². Berapa kira-kira cat yang dibutuhkan Pak Udin? Pembahasan Cat yang dibutuhkan kira-kira = 40 : 10 ≈ 4 kg
  • Harga satu kilogram cat tembok Rp12.250,00. Berapa kira-kira uang yang harus dikeluarkan Pak Udin untuk membeli cat tembok? Pembahasan Uang untuk membeli cat kira-kira = Rp12.300 x 4 ≈ Rp49.200
  • Ruang tamu Pak Udin berukuran 3 m × 4 m. Ruang tamu tersebut akan dipasang karpet. Harga karpet Rp12.750,00 per meter. Berapa kira-kira uang yang harus disediakan Pak Udin untuk membeli karpet? Pembahasan Luas ruang tamu = 4 x 3 = 12 m², Kira-kira uang untuk membeli kapet = Rp12.800 x 10 ≈ Rp128.000

Penerapan Pendekatan Saintifik

Saat ini diberlakukan pembelajaran  Tematik Terpadu bagi peserta didik mulai dari kelas I sampai dengan kelas VI. Pembelajaran dimaksud adalah dengan menggunakan Tema  yang akan menjadi pemersatu berbagai mata pelajaran.  Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah.  Pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud  meliputi mengamati, menanya, mengumpulkan informasi dan mencoba, mengasosiasikan dan menalar, dan menyajikan dan mengkomunikasikan hasil  untuk semua mata pelajaran. Untuk materi, atau situasi  tertentu, sangat mungkin pendekatan ilmiah ini tidak selalu tepat diaplikasikan secara prosedural. Pada kondisi seperti ini, tentu saja proses pembelajaran harus tetap menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat ilmiah dan menghindari  nilai-nilai atau sifat-sifat nonilmiah. 

Pendekatan ilmiah pembelajaran antara lain meliputi  aspek  pokok:
  • Mengamati
  • Menanya
  • Mengumpulkan informasi/ eksperimen
  • Mengasosiasikan/ mengolah informasi
  • Mengkomunikasikan
Langkah-langkah tersebut tidak selalu dilalui secara berurutan,  terlebih pada pembelajaran Tematik Terpadu, dimana pembelajarannya menggunakan Tema sebagai pemersatu. Sementara setiap mata pelajaran memiliki karakteristik keilmuan yang antara satu dengan lainnya tidak sama. Oleh karena itu agar pembelajaran bermakna perlu diberikan contoh-contoh agar dapat lebih memperjelas penyajian pembelajaran dengan pendekatan saintifik.

Contoh Penerapan Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Tematik Terpadu
1. Mengamati
Dalam proses mengamati, kegiatan belajar: membaca, mendengar, menyimak, melihat (tanpa atau dengan alat),. Dalam penyajian pembelajaran, guru dan peserta didik (Kelas 4 Sekolah Dasar) perlu memahami apa yang hendak dicatat, melalui kegiatan pengamatan. Mengingat peserta didik masih dalam jenjang Sekolah Dasar, maka pengamatan akan lebih banyak menggunakan media gambar, alat peraga yang sedapat mungkin bersifat kontekstual. Berikut contoh  Tema 6 Indahnya Negeriku pada sub tema 2 Keindahan Alam Negeriku. Peserta didik diajak mengamati gambar, kemudian mereka diajak mengidentifikasi, tentang ciri-keindahan alam. Dengan mengamati gambar, peserta didik akan dapat secara langsung dapat menceritakan kondisi sebagaimana yang di tuntut dalam kompetensi dasar dan indikator, dan mata pelajaran apa saja yang dapat dipadukan dengan media yang tersedia.
Contoh objek gambar yang diamati siswa
Pengamatan gambar dapat dikembangkan dan dikaitkan dengan pengetahuan awal dari siswa sehinga proses pembelajaran dapat lebih menyenangkan dan membangkitkan rasa antusias siswa karena dapat mengaitkan pengalaman belajarnya dengan kehidupan nyata. Gambar-gambar yang diamati juga harus bervariasi dan dapat membangkitkan keingintahuan anak sehingga dapat memancing anak untuk bertanya hal hal yang ingin diketahui dengan rasa ingin tahu yang tinggi.

2. Menanya
Kegiatan belajarnya: mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan hipotetik).

Peserta didik yang masih duduk di kelas 4 Sekolah Dasar tidak mudah diajak bertanya jawab apabila tidak dihadapkan dengan media yang menarik. Guru yang efektif seyogyanya mampu menginspirasi peserta didik untuk meningkatkan dan mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuannya. Pada saat guru bertanya, pada saat itu pula dia membimbing atau memandu peserta didiknya belajar dengan baik. Ketika guru menjawab pertanyaan peserta didiknya, ketika itu pula dia mendorong asuhannya itu untuk menjadi penyimak dan pembelajar yang baik. Berbeda dengan penugasan yang menginginkan tindakan nyata, pertanyaan dimaksudkan untuk memperoleh tanggapan verbal. Istilah “pertanyaan” tidak selalu dalam bentuk “kalimat tanya”, melainkan juga dapat dalam bentuk pernyataan, asalkan keduanya menginginkan tanggapan verbal.  Dengan media gambar peserta didik diajak bertanya jawab sekaligus membedakan karakteristik Keindahan alam negeri.
Beberapa contoh pertanyaan yang diharapkan muncul setelah pengamatan:
  • Apa nama-nama tempat wisata dalam foto-foto yang diamati ? 
  • Di mana lokasi tempat-tempat wisata tersebut? 
  • Kekayaan alam apa saja yang terkandung di tempat-tempat wisata tersebut? 
  • Apa manfaat kekayaan alam tersebut bagi masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi wista? 
  • Apa jenis-jenis mata pencarian masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi tersebut? 
  • Bagaimana sikap yang harus dilakukan masyarakat sekitar untuk menjaga kelestarian dan keindahan tempat wisata? Berikan contohnya!.Mengapa masyarakat tersebut harus memiliki sikap-sikap tersebut di atas? Berikan alasannya.
Beberapa contoh jawaban yang diharapkan muncul setelah tanya jawab:
  • Nama tempat wisata, yaitu Gunung Bromo, sawah berundak Bali, Danau Toba, pantai dan wisata bawah laut Raja Ampat, dan hutan Kalimantan dll.
  • Lokasi di setiap pulau di Indonesia. 
  • Kekayaan sumber daya alam hayati, seperti beragam tumbuhan dan hewan di laut, dan hewan serta tumbuhan di hutan. Juga sumber daya alam nonhayati seperti keindahan pantai pasir, danau, dan pegunungan.
  • Kekayaan alam tersebut kemudian dimanfaatkan sebagai obyek wisata dan menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat yang tinggal. 
  • Jenis mata pencarian masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi, nelayan di pantai, nelayan di sawah, dst. 
  • Sikap yang harus dilakukan masyarakat sekitar untuk menjaga kelestarian dan keindahan tempat wisata, contohnya sikap peduli lingkungan, seperti buang sampah ke tempat sampah, tidak merusak tumbuhan, dst. 
  • Masyarakat harus memiliki sikap-sikap tersebut supaya kelestarian alam juga terjaga sehingga mata pencarian masyarakat juga tidak terganggu
Pada saat siswa mengamati dan menjawab pertanyaan guru, maka sudah memadukan dan mengakomodasi berbagai muatan pelajaran. Dari hasil pengamatan dan menanya diharapkan ada jawaban yang ilmiah yang memberikan pemahaman yang baik pada siswa. 

3. Mengumpulkan informasi/ eksperimen
Kegiatan belajanya: melakukan eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengamati objek/kejadian/aktivitas atau wawancara dengan narasumber.
Untuk memperoleh hasil belajar yang nyata atau autentik, peserta didik harus mencoba atau melakukan eksperimen, terutama untuk materi atau substansi yang sesuai. Pada tema 6 kelas 4 ini  misalnya, peserta didik harus memahami konsep-konsep materi dan kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Peserta didik pun harus memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan tentang alam sekitar, serta mampu menggunakan metode ilmiah dan bersikap ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya sehari-hari.
  
Aplikasi metode eksperimen atau mencoba dimaksudkan untuk mengembangkan berbagai ranah tujuan belajar, yaitu sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Aktivitas pembelajaran yang nyata untuk ini adalah: (1) menentukan tema atau topik sesuai dengan kompetensi dasar menurut tuntutan kurikulum; (2) mempelajari cara-cara penggunaan alat dan bahan yang tersedia dan harus disediakan; (3) mempelajari dasar teoritis yang relevan dan hasil-hasil eksperimen sebelumnya; (4) melakukan dan mengamati percobaan; (5) mencatat fenomena yang terjadi, menganalisis, dan menyajikan data; (6) menarik simpulan atas hasil percobaan; dan (7) membuat laporan dan mengkomunikasikan hasil percobaan. 

Contoh penerapan percobaan yang sesuai dengan tema dengan mengaplikasikan bentuk bidang  dalam matematika dan ilmu pengetahuan alam:
  • Siswa membaca informas isingkat tentang Tebang Pilih Tanam (TPT) 
  • Siswa melakukan 2 jenis percobaan untuk mengetahui fungsi pohon/tanaman bagi kehidupan di bumi. 
  • Siswa melakukan 2 jenis percobaan. Untuk teknik pelaksanaannya, siswa bisa dibagi dalam beberapak elompok kecil dan minta setiap kelompok untuk mempersiapkan sendiri alat dan bahan percobaan.
Sebelum melakukan percobaan, minta siswa untuk melakukan prediksi/ hipotesis apa yang akan terjadi pada:
  • Tanah/bukit hijau/hutan: Gundukan tanah ditutup rumput yang disiram air. 
  • Tanah/bukit gundul: Gundukan tanah tanpa rumput yang disiram air. 
  • Setelah percobaan, siswa kemudian menuliskan apa yang terjadi pada dua jenis gundukantanah tersebut.
4. Mengasosiasi/ mengolah informasi
Kegiatan belajarnya: mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi; pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan.

Apabila dikaitkan dengan contoh yang disajikan diatas, maka Istilah “menalar” dalam kerangka proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah yang dianut dalam Kurikulum 2013 adalah untuk menggambarkan bahwa guru dan peserta didik merupakan pelaku aktif. Titik tekannya tentu dalam banyak hal dan situasi peserta didik harus lebih aktif daripada guru. Penalaran adalah proses berpikir yang logis dan sistematis atas fakta-kata empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Penalaran dimaksud merupakan penalaran ilmiah, meski penalaran nonilmiah tidak selalu tidak bermanfaat. 

Istilah menalar di sini merupakan padanan dari associating; bukan merupakan terjemahan dari reasoning, meski istilah ini juga bermakna menalar atau penalaran. Karena itu, istilah aktivitas menalar dalam konteks pembelajaran pada Kurikulum 2013 dengan pendekatan ilmiah banyak merujuk pada teori belajar asosiasi atau pembelajaran asosiatif. Istilah asosiasi dalam pembelajaran merujuk pada kemamuan mengelompokkan beragam ide dan mengasosiasikan beragam peristiwa untuk kemudian memasukannya menjadi penggalan memori. Selama mentransfer peristiwa-peristiwa khusus ke otak, pengalaman tersimpan dalam referensi dengan peristiwa lain. Pengalaman-pengalaman yang sudah tersimpan di memori otak berelasi dan berinteraksi dengan pengalaman sebelumnya yang sudah tersedia. Proses itu dikenal sebagai asosiasi atau menalar. Dari perspektif psikologi, asosiasi merujuk pada koneksi antara entitas konseptual atau mental sebagai hasil dari kesamaan  antara pikiran atau kedekatan dalam ruang dan waktu. Dalam menalar siswa dapat mengambil hikmahdari sikap dan pengetahuan yang didapa dari proses belajarnya.

Contoh untuk kegiatan menalar ini bisa dengan kegiatan  seperti berikut :
Peduli Keindahan Lingkungan
Merusak Keindahan Lingkungan
Sikap
Keuntungan
Kerugian
Sikap
Keuntungan
Kerugian
Buang sampah pada tempatnya
Hutan terjaga kebersihannya
tidak ada
Buang sampah dihutan atau sungai
tidak ada
hutan dan sungan kotor banyak tumpukan sampah



Menulis di batang  pohon dan merusak pohon
tidak ada
batang pohon rusak dan pohon bisa mati
dan seterusnya…
dan seterusnya…
dan seterusnya…
dan seterusnya…
dan seterusnya…
dan seterusnya…
Dengan tabel di atas siswa tidak hanya mencari jawaban tapi akan dituntut untuk berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking) dan juga secara tidak langsung belajar mengontrol diri dengan sikap yang posistif terhadap lingkungan. Bagaimana jika keadaan tersebut dikaitkan dengan lingkungan sekitar pantai yang sedang mereka diskusikan?

Proses menalar juga bisa diasah dengan dorongan guru dalam bertanya jawab dan memancing siswa untuk berpikir komplek misalnya seperti saat guru dan siswa  membahas masalah kehidupan nelayan, di suatu tempat dimana mereka mengamati daerah pantai. apa yang bisa dilakukan guru dalam membimbing siswa untuk belajar menalar secara ilmiah seperti berikut :
Dari gambar di atas dan interaksi antara guru dan siswa akan menuntut untuk  melakukan Higher Order Thinking yang sangat bermanfaat dalam kelanjutan proses belajarnya. Akan lebih mebrmakna proses pembelajarnnya jika siswa dapat langsung mencoba melakukan apa yang diamati, sitanyakan dan dinalar secara ilmiah dalam tindakan nyata.

Pada tahapan mengolah ini juga  peserta didik  sedapat mungkin dikondisikan belajar secara kolaboratif. Pada pembelajaran kolaboratif kewenangan guru fungsi guru lebih bersifat direktif atau manajer belajar, sebaliknya, peserta didiklah yang harus lebih aktif. Jika  pembelajaran kolaboratif diposisikan sebagai satu falsafah peribadi, maka ia menyentuh tentang identitas peserta didik terutama jika mereka berhubungan atau berinteraksi dengan yang lain atau guru. Dalam situasi kolaboratif itu, peserta didik berinteraksi dengan empati, saling menghormati, dan menerima kekurangan atau kelebihan masing-masing. Dengan cara semacam ini akan tumbuh rasa aman, sehingga memungkinkan peserta didik menghadapi aneka perubahan dan tuntutan belajar secara bersama-sama.  Peserta didik secara bersama-sama, saling bekerjasama, saling membantu mengerjakan hasil tugas terkait dengan materi yang sedang dipelajari.

5. Mengkomunikasikan
Kegiatan belajarnya: menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya. Hasil tugas dikerjakan bersama dalam satu kelompok untuk kemudian dipresentasikan atau dilaporkan kepada guru. Kegiatan menyimpulkan merupakan kelanjutan dari kegiatan  mengolah, bisa dilakukan bersama-sama dalam satu kesatuan kelompok, atau bisa juga dengan dikerjakan sendiri setelah mendengarkan hasil kegiatan mengolah informasi. Hasil tugas yang telah dikerjakan bersama-sama secara kolaboratif dapat disajikan dalam bentuk laporan tertulis dan dapat dijadikan sebagai salah satu bahan untuk portofolio kelompok dan atau individu. Yang sebelumnya di konsultasikan terlebih dulu kepada guru. Pada tahapan ini kendatipun tugas dikerjakan secara berkelompok, tetapi sebaiknya hasil pencatatan dilakukan oleh masing-masing individu. Sehingga portofolio yang di basukkan ke dalam file atau Map peserta didik terisi dari hasil pekerjaannya sendiri secara  individu.

Pada kegiatan akhir diharapkan peserta didik dapat mengkomunikasikan hasil pekerjaan yang telah disusun baik secara bersama-sama dalam kelompok dan atau secara individu dari hasil kesimpulan yang telah dibuat bersama. Kegiatan mengkomunikasikan ini dapat diberikan klarifikasi oleh guru agar supaya peserta didik akan mengetahui secara benar apakah jawaban yang telah dikerjakan sudah benar atau ada yang harus diperbaiki.  Hal ini dapat diarahkan pada kegiatan konfirmasi sebagaimana pada Standar Proses.

Selasa, 26 Agustus 2014

Not Angka Lagu Anak Indonesia

Lagu adalah bahasa universal yang disukai oleh banyak kalangan, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Melodinya yang indah, menenangkan, mampu memberi semangat kepada orang-orang. Lagu yang berkualitas tidak hanya menghibur, tetapi juga mendidik dan bisa menjadi alat pembelajaran bagi mereka. Terkadang, lagu yang dinyanyikan oleh orang dewasa pun dapat diperdengarkan kepada anak, selama nilai yang terkandung di dalamnya bersifat universal. Perlu diperhatikan juga nilai yang ingin disampaikan kepada anak. Tiap guru memiliki nilai yang berbeda yang ingin ditekankan kepada anak-anak. Ada guru yang mengutamakan kejujuran, prestasi, keramahan, dan sebagainya. Hal yang terpenting adalah mencari lagu yang liriknya mengandung kata-kata positif, agar nilai yang ingin disampaikan tertanam dalam diri anak.

Perubahan kurikulum dari KTSP menjadi Krikulum 2013 menuntut pembelajaran yang berubah. Kurikulum 3013 menggunakan pendekatan pembelajaran tematik integratif dari kelas I sampai kelas VI. Pembelajaran tematik integratif merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema. Pengintegrasian tersebut dilakukan dalam dua hal, yaitu integrasi sikap, keterampilan dan pengetahuan dalam proses pembelajaran dan integrasi berbagai konsep dasar yang berkaitan. Dengan demikian pembelajarannya memberikan makna yang utuh kepada peserta didik seperti tercermin pada berbagai tema yang tersedia.

Dalam kegiatan pembelajaran tematik memerlukan guru yang kreatif baik dalam menyiapkan kegiatan/pengalaman belajar bagi anak, juga dalam memilih kompetensi dari berbagai mata pelajaran dan mengaturnya agar pembelajaran menjadi lebih bermakna, menarik, menyenangkan dan utuh. Salah satu cara agar pembelajaran menarik adalah dengan menyanyikan lagu-lagu yang sesuai dengan usia siswa. Berikut ini saya mencoba membantu para guru dalam menyiapkan not  angka lagu-lagu anak.

Lagu Anak Indonesia